TEMA 2
Pria Aneh di Koridor Kelasku
Oleh : Evilia Damayanti
***
Wajahnya tegas, aku
sering melihat wajahnya di tempat ini dengan tatapan mata yang selalu terlihat
tajam dan dingin. Tubuh jangkungnya terlihat begitu mendukung kepribadiannya
yang sangat tertutup. Dan aku heran, kenapa dengan sikap seperti itu dia mampu
menghipnotis banyak wanita di kampus ini?
Hari ini sama, aku
lagi-lagi bertemu dengannya di koridor. Gaya pria itu masih sama dan mungkin
akan selalu sama, terlebih padaku. Aku merasa tatapannya tidak setajam padaku
saat menatap objek lain. Aku tidak mengerti, dan semakin tidak mengerti saat
tubuh jangkung itu tanpa diduga mendekatiku saat koridor kelas ini begitu sepi
di sore hari. Aku langsung teringat pada film-film fantasi yang sering kulihat.
Seorang pria dingin misterius yang menyudutkan seorang wanita di sebuah koridor
gelap dan sepi, mengikat gerak wanita itu lalu menculiknya dan membawanya ke
dunianya, luar angkasa!
Tidak, tidak. Apa yang
sedang kupikirkan? Aku sudah gila karena pria dingin yang kini sudah beradu
pandang denganku. Hanya beberapa senti saja jarakku dengan pria itu sekarang.
Aku menelan ludahku, berusaha menetralisir debaran jantung yang tak seperti
biasanya ini.
“Jangan berpikir bahwa
aku ini alien!” ucapnya membuatku semakin gugup. Ya Tuhan, pria aneh ini bisa
membaca pikiranku sepertinya. Tidak, tidak mungkin seseorang bisa mengetahui
isi hati orang lain.
“Aku sudah lama
memerhatikanmu, kau mencuri perhatianku. Kau tidak pernah berteriak saat aku
berlalu, kau juga tidak ikut tersenyum dengan senyum yang menjijikan padaku
seperti yang gadis-gadis lain lakukan. Apa aku tidak populer di matamu, Sela?”
Aku terkejut, sangat
terkejut. Sela? Bahkan pria yang ada di hadapanku ini mengetahui namaku, sulit
dipercaya setelah apa yang baru saja dikatakannya.
“Jangan gugup dan
terkejut. Kau pasti tidak menyangka aku akan begini terhadapmu. Tapi kau harus
tahu, aku adalah tipe pria yang tidak hanya mengumbar senyum dan kata-kata, aku
hanya langsung mendapat inti dari semua yang ada di dunia ini. Kau paham?”
Aku menggeleng pelan,
sungguh, aku tidak paham dengan ucapannya yang sangat membingungkan itu. Dan
bodohnya, aku masih saja menunggunya mengucapkan beberapa kalimat penjelas.
“Aku menyukaimu, aku
menyukaimu. Bagaimana?”
“Bagaimana apanya?”
Suaraku bergetar, aku lemas, aku gugup. Jujur saja, dari dekat wajah pria aneh
ini sangat mempesona lebih-lebih dari sebelumnya.
“Kau menyukaiku tidak?”
“Aku tidak tahu.”
Kataku masih dengan suara yang bergetar.
“Apa kau tidak
menyukaiku?”
“Bukannya begitu.”
Dengan sigap aku menjawab pertanyaan menjebak itu. Ya, kukatakan itu adalah
pertanyaan menjebak yang ia lontarkan.
“Kalau begitu kau juga
menyukaiku. Mulai hari ini tidak boleh ada pria lain yang mendekatimu, Sela.
Kau adalah milikku sekarang.”
Wajah dingin itu
tersenyum padaku. Ini kali pertama aku menyaksikannya, ya, ini adalah pemandangan
langka yang tidak pernah kulihat
sebelumnya. Sampai akhirnya senyuman itu lenyap dan kulihat punggung pria itu
semakin menjauhiku, membelakangiku dengan langkah kaki cepat. Sambil melangkah
ia sempat mengangkat tangannya tanpa memandangiku, dan akhirnya pria itu tak
lagi kulihat di koridor ini.
Aku masih terpesona tanpa
melakukan apa-apa. Tunggu dulu, tadi itu apa? Ya Tuhan, gara-gara senyum itu
aku baru menyadarinya sekarang. Pria aneh itu baru saja menyatakan perasaannya
padaku ‘kan? Dan aku seperti gadis bodoh yang terkena hipnotis, aku menerimanya
tanpa perlawanan? Apa aku sudah gila?
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku
Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari www.nulisbuku.com di Facebook dan Twitter @nulisbuku